Penghujat Buya Syafii Maarif Minta Maaf dan Menangis Setelah Bertemu

3 Juni 2022, 15:15 WIB
Buya Ahmad Syafii Maarif./pikiran-rakyat.com /

SEPUTAR CIBUBUR – Putri Sulung Gus Dur, Yenny Wahid mengenang Buya Ahmad Syafii Maarif sebagai sosok yang selalu menjunjung tinggi moral dan etika kepemimpinan.

“Landasan itu masih langgeng dalam laku hidup Buya meski sudah tidak lagi menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah,” kata Yenny Wahid dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis malam, 2 Juni 2022.

Menurut Yenny, meski memimpin Muhammadiyah selama 7 tahun, (1999 sampai 2005), pengaruh Buya Syafii Maarif masih sangat kuat.

Landasan moral dan etika tersebut menjadikan setiap kali Buya memberikan pernyataan, pembelaan terhadap yang teraniaya menjadi sangat ringan, karena basisnya yang digunakan adalah moral.

Baca Juga: Tulisan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir Mengenang Buya Syafii Maarif yang Pesan Pemakaman

“Sehingga beliau mengalami hujatan dan lain sebagainya diterima, karena basisnya bukan kepentingan,” jelas Yenny menyampaikan pandangannya.

Abdul Rohim Ghazali, Executive Director Maarif Institute yang turut jadi narasumber menceritakan, akibat dari sikapnya itu, Buya Syafii Maarif pernah dituduh sebagai orang yang mengalami islamophobia.

Bahkan pernah suatu ketika, Maarif Institute mengundang seseorang yang menghujat Buya Syafii untuk datang ke kantornya, namun setelah berdialog dengan Buya orang tersebut meminta maaf.

Baca Juga: Buya Syafii Maarif Tutup Usia, Pendeta Jacky Manuputty: Negeri ini Berduka Kehilangan Guru Bangsa

“Orang itu ketika bertemu dengan Buya itu nangis-nangis, meminta maaf. Dan sebenarnya seperti seorang anak yang ingin disayang oleh bapaknya,” tuturnya.

Senada dengan Ghazali, Erik Tauvani Somae, Penulis Buku “Mozaik Keteladanan Buya Syafii Maarif” menceritakan, Buya Syafii Maarif sering dikonotasikan sebagai orang berpaham liberal, sehingga banyak anak muda Islam yang anti dengannya.

Namun setelah diajak lebih dekat mengenal Buya, stigma tersebut mulai luntur.

Baca Juga: Demi Kebutuhan Keluarga Seorang Kakek di Surabaya Terpaksa Jadi Pengepul Judi Togel, Apes Ditangkap Polisi

“Mereka anti karena anggapan liberal dan lain sebagainya, walaupun belum pernah ketemu bahkan membaca karyanya pun tidak. Tetapi setelah dekat dengan Buya menjadi sangat ngefans, dan seringkali ingin diajak lagi silaturahmi ke Buya, dan menjadi pembela Buya," tuturnya. ***

Editor: Erlan Kallo

Tags

Terkini

Terpopuler