Kardinal Suharyo Minta Masyarakat Doakan Paus Fransiskus Tetap Sehat

11 April 2024, 16:01 WIB
Mayong Suryolaksono (kiri) dan AM Putut Prabantoro (kanan) saat menjelaskan rencana kunjungan PWKI ke Vatikan kepada Kardinal Suharyo (tengah), di Jakarta, Rabu, 10 April 2024. Sumber: PWKI/ Augustinus Dwinarmiyadi /

SEPUTAR CIBUBUR - Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) meminta masyarakat Indonesia mendoakan Paus Fransiskus agar tetap sehat sehingga rencana kunjungannya ke Indonesia pada 3-6 September mendatang terlaksana dengan baik dan lancar. 

Permintaan agar umat Katolik Indonesia berdoa untuk kesehatan Paus Fransiskus disampaikan Kardinal Suharyo saat menerima kedatangan pengurus Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI), di kediaman Jakarta, Rabu, 10 April 2024.

Hadir dalam pertemuan itu, Mayong Suryo Laksono dan AM Putut Prabantoro (Dewan Pembina), Algooth Putranto (Bidang Komunikasi Antar Lembaga), dan Gora Kunjana (Sekretaris) serta mitra PWKI Augustinus “Didik” Dwinarmiyadi.  PWKI ini hadir dalam rangka pamitan sebelum bertolak ke Vatikan pada pekan ini.

Kepada Kardinal Suharyo, Mayong Suryo Laksono   menjelaskan bahwa kunjungan PWKI ke Vatikan merupakan yang kedua kali. Kunjungan pertama adalah pada November 2022 dan dalam kesempatan itu PWKI bertemu dengan Paus Fransiskus, Sekretaris Negara Pietro Parolin, dan Presiden Dikasteri Hubungan AntarAgama Kardinal Miguel Ayuso. PWKI pada saat itu juga bertemu dengan media-media Vatikan.

Baca Juga: GKBRAy Paku Alam X Bahagia Ceplok Mangkara Kawung Diterima Paus Fransiskus

“Kunjungan kali ini merupakan lanjutan dari upaya kerja sama dengan media Vatikan yang sudah dirintis sejak dua tahun lalu. Jadi kunjungan kami ke sana tidak ada kaitannya dengan rencana kunjungan Paus ke Indonesia. Hanya kebetulan, momennya bersentuhan,“ ujar Mayong.

Sementara itu, Putut Prabantoro, yang merupakan pendiri PWKI menambahkan bahwa dalam kunjungan kali ini  berharap meningkat ke tahap berikutnya yang lebih konkret. Kepada Kardinal Suharyo dilaporkan juga, kerja sama antara PWKI dan media-media di Vatikan mendapat dukungan dari Dubes RI untuk Tahta Suci (Vatikan) Trias Kuncahyono.

“Sebelum Pak Dubes Trias berangkat tugas ke Vatikan, PWKI sudah menyampaikan dua hal penting terkait Indonesia yakni misionaris dan media. PWKI mendukung informasi yang berhubungan dengan perdamaian, hubungan antaragama, toleransi, keberagaman, budaya dan lingkungan hidup. Value ini sama dengan media-media Vatikan. Oleh karena itu berharap bahwa bahasa Indonesia dapat menjadi salah satu bahasa yang digunakan di media Vatikan, yang multi lingual,“ ujar Putut Prabantoro.

Baca Juga: Menikah, Dewi Praswida Dapat Bunga dari Vatikan

Selain itu, ditambahkan Putut Prabantoro, Gereja Katolik Indonesia mulai mengambil peran dalam misi Gereja Katolik Dunia. Indonesia merupakan negara pengirim para missionaris terbesar di dunia. Dan, hal ini diaku oleh Paus Fransiskus sendiri.

Mendukung penuh

(ki-ka): Augustinus Dwinarmiyadi, Kardinal Ignatius Suharyo, AM Putut Prabantoro, Algooth Putranto, Gora Kunjana, dan Mayong Suryolaksono, usai PWKI berpamitan di Jakarta, Rabu, 10 April 2024. Sumber: PWKI/Mayong Suryo Laksono
Menanggapi penjelasan tersebut, Kardinal Suharyo mendukung penuh niat positif PWKI dan berharap misi dan tujuan PWKI ke depan dapat terwujud.

“Saya kira bagus itu jika bisa dilaksanakan. Soal ide media itu saya kira sangat penting. Mungkin nanti akan saya sampaikan juga ke KWI, ada orang khusus yang ditunjuk mengamati kejadian penting terkait gereja Indonesia yang perlu diberitakan oleh media luar,” katanya. 

Baca Juga: Hamas-Israel Konflik, Ini Pesan Paus Fransiskus

Kardinal Suharyo mengatakan ada tiga hal penting terkait kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Pertama, kunjungan Paus bukan acara yang mendadak tetapi sudah direncanakan sejak tahun 2020 namun batal akibat pandemi.  “Dan kita waktu itu sudah siap. Jadi ini bukan sesuatu yang baru tapi kita memperbarui rencana yang belum terlaksana,” jelas Kardinal Suharyo.

Yang kedua, lanjut Kardinal Suharyo, selain ke Indonesia, Paus juga akan mengunjungi Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura, mungkin ke Vietnam. “Ini merupakan perjalanan Paus terjauh ke 4-5 negara  dan pertama dalam sejarah. Biasanya, menurut Kardinal Suharyo, Paus hanya mengunjungi satu atau dua negara, lalu kembali ke Vatikan.

Sedangkan yang ketiga, sambung Kardinal Suharyo, bagus untuk gereja Katolik. “Mengenai sejarah hubungan diplomatik antara Vatikan dan Indonesia. Itukan bagus. Saya kira sangat bagus untuk digali. Jadi kehadiran secara fisik Paus sangat berarti, mestinya lebih jauh daripada itu. Sehingga doa bagi kesehatan Paus sangatlah penting,“ ujar Kardinal Suharyo.

Orang nomor satu di Keuskupan Agung Jakarta ini menambahkan yang perlu digali sebaik-baiknya soal dua dokumen atau gagasan besar dari Paus Fransiskus yakni Laudato Si’ (Lingkungan Hidup) dan Fratelli Tutti (Persaudaraan Sejati).

Baca Juga: Tinggal 293 Hari Lagi Pintu Suci di Vatikan Dibuka

“Jauh lebih penting memperkenalkan pikiran-pikirannya. Jangan fokus pada kedatanganya semata namun jauh lebih penting pesan-pesam beliau. Secara periodik bisa disampaikan pesannya mengenai kemanusiaan apa, kenapa beliau berpihak kepada pengungsi, perhatian kepada perdagangan orang, lintas iman terkait dokumen Abu Dhabi, lingkungan hidup terkait Laudato Si’ dan sebagainya,” imbuh Kardinal Suharso.

Kardinal juga mendukung rencana PWKI terkait dengan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 3-6 September 2024.  Putut Prabantoro dalam pertemuan tersebut menyampaikan rencana sejumlah liputan “pemanasan” menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Selain mendukung, Kardinal Suharyo juga meminta PWKI untuk berkordinasi dengan panitia yang telah dibentuk oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). (Lucius GK)

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler