Menteri Basuki Tegaskan Pentingnya Data BMKG dalam Pembangunan Infrastruktur

- 31 Juli 2021, 15:31 WIB
Menteri Basuki saat Rakorbangnas BMKG
Menteri Basuki saat Rakorbangnas BMKG /Kamsari/Dok. Birkom Publik Kementerian PUPR

SEPUTAR CIBUBUR - Sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah cincin api dan juga negara seismik aktif, Indonesia secara konstan menghadapi risiko bencana alam baik berupa gempa, letusan gunung api, dan bencana banjir. Oleh karena itu, dalam membangun infrastruktur di berbagai lokasi di tanah air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)  selalu memperhatikan aspek tangguh bencana dengan memanfaatkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Penegasan itu disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat menjadi narasumber Rapat Koordinasi dan Pembangunan Nasional (Rakorbangnas) BMKG, Kamis (29 Juli 2021).

"Pemanfaatan data BMKG penting diperhatikan dalam seluruh tahapan pembangunan infrastruktur mulai dari perencanaan, tahap konstruksi hingga operasi dan pemeliharaan guna  pencegahan dan mitigasi risiko bencana yang berdampak pada infrastruktur tersebut," kata Menteri Basuki.

Baca Juga: BTN Ajak Masyarakat Jangan Tunda Beli Rumah

Dalam konteks pencegahan risiko bencana, Menteri Basuki mengatakan  pemanfaatan data meteorologi atau prediksi cuaca digunakan sebagai dasar Kementerian PUPR dalam merespons risiko bencana hidrometeorologi. Salah satu contohnya dengan membangun Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Jawa Barat yang memiliki fungsi utama sebagai pengendali banjir kawasan Metropolitan Jakarta.

"Penggunaan data prakiraan cuaca yang akurat juga sebagai pertimbangan waktu kerja yang efektif (windows time) dalam pembangunan maupun operasional," ujar Menteri Basuki.

Selanjutnya dalam konteks kesiapsiagaan bencana, Kementerian PUPR juga memanfaatkan data meteorologi yang diproduksi dalam peta model untuk prediksi banjir. Informasi akan dirangkum mulai  tahapan pemodelan prediksi curah hujan, pengumpulan data curah hujan, pemodelan debit berdasarkan curah hujan yang menghasilkan peta curah hujan dan peta genangan yang selanjutnya diteruskan kepada Balai-Balai Kementerian PUPR di berbagai daerah.

"Pada masa musim hujan, kita juga harus mengetahui dulu prediksi hujan ke depan, sehingga kita tidak hanya melakukan walking true untuk mengecek tanggul-tanggul, tetapi juga pintu air dan pompa-pompa banjir yang harus kita siapkan," tutur Menteri Basuki.

Kementerian PUPR memanfaatkan  aplikasi Sistem Manajemen Air Terpadu (SIMADU) untuk memproses laporan prediksi cuaca yang  selanjutnya ditindaklanjuti oleh Pos Siaga Banjir terintegrasi dengan BMKG untuk melakukan penanganan.

Halaman:

Editor: Kamsari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x