Gerindra-PKB Resmikan Sekber, Ini Analisa Politiknya

- 24 Januari 2023, 10:53 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Foto: dok. Tim Media Prabowo Subianto
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Foto: dok. Tim Media Prabowo Subianto /

SEPUTAR CIBUBUR - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Senin (23/1/2023),  meresmikan Sekretariat Bersama (Sekber) koalisi kedua partai untuk menghadapi Pemilu 2024.

Langkah Partai Gerindra-PKB yang meresmikan Sekber ini, menurut Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago memperlihatkan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya ini lebih maju dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), dan Koalisi Perubahan.

Baca Juga: Fadli Zon Ungkap Soal Capres Koalisi Gerindra - PKB Sudah Komunikasi dengan Presiden Jokowi

“Ya, kalau sudah punya sekber berarti Gerindra-PKB terlihat lebih serius dibandingkan KIB dan Koalisi Perubahan dalam membangun koalisi. Koalisi Perubahan masih sibuk tarik menarik siapa yang bakal menjadi cawapres Anies. Sedangkan KIB masih ragu dan bingung menentukan kandidat dari ketua umum parpol”, ujar Arifki.

Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) yang juga Ketua Umum PKB.
Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) yang juga Ketua Umum PKB.
Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang berkemungkinan diusung sebagai capres dan cawapres yaitu Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar alias Gus Muhaimin. Gus Muhaimin menjadi alternatif bagi Prabowo tentu tidak hanya terkait dengan syarat ambang batas pencalonan presiden semata. Tetapi, upaya Prabowo untuk mengambil ruang suara di Jawa Timur sebagai titik lemahnya di Pilpres yang lalu.

Baca Juga: Gerindra Yakin Prabowo Sosok Pemimpin yang Mampu Jadikan Indonesia Macan Asia

Namun, Gus Muhaimin masih terkendala dengan elektabilitasnya yang rendah. Prabowo tentu membutuhkan figur Cawapres yang kuat secara elektabilitas, karena basis pemilih Prabowo bakal terdampak dengan majunya Anies Baswedan sebagai capres dan masuknya ia ke pemerintahan Jokowi. Pemilih yang sepakat dengan oposisi tentu mencari figur capres yang baru. Oleh karena itu, Prabowo memerlukan figur cawapres yang kuat dan mampu melengkapi kekurangannya jika targetnya untuk menang di Pilpres.

Baca Juga: Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang Digagas PKB-Gerindra Menuju Pemilu 2024

“Gus Muhaimin sepertinya harga mati untuk menjadi cawapres dari PKB karena kesempatan ini yang ditunggu-tunggunya selama ini. Tetapi, Prabowo maju sebagai capres sekadar mencari dampak efek ekor jas pemilu serentak untuk Gerindra atau langkah konkret untuk menang Pilpres. Jika tujuannya yang terakhir, saya pikir penentuan cawapres bakal dilematis,” pungkas Arifki. (Lucius GK)

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x