Dukung Perdamaian dan Moderasi Beragama, Kardinal Ayuso Terima Gelar DR HC dari UIN Sunan Kalijaga

- 12 Februari 2023, 11:28 WIB
Presiden Dikasteri untuk Dialog Antaragama Takhta Suci di Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot MCCJ, Pater Markus Solo Kewuta SVD, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo, dan Mantan Dubes Indonesia untuk Vatikan yang kini Dirjen HPI Kemenlu L Amrih Jinangkung  berfoto bersama
Presiden Dikasteri untuk Dialog Antaragama Takhta Suci di Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot MCCJ, Pater Markus Solo Kewuta SVD, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo, dan Mantan Dubes Indonesia untuk Vatikan yang kini Dirjen HPI Kemenlu L Amrih Jinangkung berfoto bersama /

SEPUTAR CIBUBUR – Presiden Dikasteri untuk Dialog Antaragama Takhta Suci Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot MCCJ dinilai memiliki pengalaman yang luas di Timur Tengah dan sudah mengunjungi beberapa negara di Timur Tengah. Kardinal Ayuso yang cukup lama tinggal di Sudan dan Mesir, juga sudah mengunjungi  beberapa negara penting yang mayoritas penduduknya muslim. Di samping itu, Kardinal Ayuso juga menaruh perhatian terhadap keunikan Islam di Indonesia yang beragam, berbeda dengan cara dan praktik Islam, tradisi Islam serta budaya Islam di Timur Tengah.

Baca Juga: Moderasi Beragama Jadikan Manusia Penuh Kasih dan Toleran

Berkat jejak langkah tersebut, Kardinal Ayuso yang gigih mempromosikan Human Fraternity Document–  Dokumen Persaudaraan Sejati akan menerima gelar doktor honoris causa (DR HC) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Senin (13/2/2023) besok.

Selain kepada Kardinal Ayuso sebagai perwakilan agama Katolik, UIN Sunan Kalijaga juga memberikan gelar DR HC kepada dua tokoh muslim dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yakni KH Yahya Cholil Staquf (ketua umum PBNU) dan Sudibyo Markus (mantan ketua umum Muhammadiyah). UIN menillai mereka bertiga layak mendapat penghargaan karena memiliki kontribusi dalam mendukung perdamaian dan moderasi beragama.

Pater Markus Solo Kewuta SVD memberikan keterangan. Foto: Lucius GK
Pater Markus Solo Kewuta SVD memberikan keterangan. Foto: Lucius GK
“Kardinal Ayuso memutuskan untuk datang ke Indonesia adalah hal yang membahagiakan bagi kita. Beliau ditentukan oleh Paus Fransiskus untuk menerima award ini,” kata Staf khusus Dikasteri Dialog Antaragama Vatikan Romo Markus Solo Kewuta SVD usai mendampingi Kardinal Ayuso dalam audiensi dengan Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) di Kedutaan Vatikan untuk RI, di Jakarta, Sabtu (11/2/2023).

Baca Juga: Gus Muwafiq: Moderasi Beragama Untuk Kedamaian Dan Keutuhan NKRI

Padre Marco, demikian Rm Markus Solo Kewuta SVD akrab disapa, menjelaskan bahwa sebelumnya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sangat berharap Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Muhamed El-Tayyeb sebagai penandatangan Dokumen Human Fraternity di Abu Dhabi 4 Februari 2019 menerima gelar doktor kehormatan tersebut.

Namun atas berbagai pertimbangan akhirnya Puas Fransiskus menunjuk Kardinal Ayuso untuk menerima penghargaan gelar doktor honoris causa itu 

(Ki-ka) Presiden Dikasteri Untuk Dialog Antar Agama Takhta Suci Vatikan Kardinal Miguel Ayuso, Dubes Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo, Mantan Dubes Indonesia untuk Vatikan L.Amrih Jinangkung yang kini Dirjen HPI Kemnelu, dan Penasihat PWKI AM Putut Prabantoro. Foto: Lucius GK
(Ki-ka) Presiden Dikasteri Untuk Dialog Antar Agama Takhta Suci Vatikan Kardinal Miguel Ayuso, Dubes Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo, Mantan Dubes Indonesia untuk Vatikan L.Amrih Jinangkung yang kini Dirjen HPI Kemnelu, dan Penasihat PWKI AM Putut Prabantoro. Foto: Lucius GK
“Kardinal Ayuso menerima penghargaan karena jasa-jasa dan segala hal yang dilakukannya menyangkut promosi atau memajukan Human Fraternity Document - Dokumen Persaudaraan Sejati. Beliau ini adalah pemimpin Komisi Tinggi Human Fraternity dari pihak katolik,” katanya.

Baca Juga: Kepala KSP Moeldoko Bersilaturahim Dengan Tokoh Toleransi R Haidar Alwi

“Kardinal Ayuso juga punya banyak tanggung jawab, melakukan perjalanan kesana kemari untuk memajukan dokumen Human Fraternity,” imbuh Padre Marco.

Padre Marco pun mengungkapkan bahwa keputusan Kardinal Ayuso untuk datang ke Indonesia terjadi di menit - menit terakhir

Para wartawan anggota PWKI dalam audiensi dengan Presiden Dikasteri Untuk Dialog Antar Agama Takhta Suci Vatikan Kardinal Miguel Ayuso di Kedubes Vatikan, Jakarta, Sabtu (11/2/2023). Foto: Dok. PWKI
Para wartawan anggota PWKI dalam audiensi dengan Presiden Dikasteri Untuk Dialog Antar Agama Takhta Suci Vatikan Kardinal Miguel Ayuso di Kedubes Vatikan, Jakarta, Sabtu (11/2/2023). Foto: Dok. PWKI
“Seminggu sebelumnya beliau menghadiri meeting di Abu Dhabi, kami tidak saling kontak untuk memastikan apakah jadi datang ke Indonesia untuk menerima award di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tapi dalam pesan beliau yang terakhir bahwa kita harus tetap fleksible,” tutur Padre Marco.

Kesan positif Kardinal Ayuso

Padre Marco juga mengungkapkan bahwa  Kardinal Ayuso memiliki kesan yang positif tentang Indonesia.  “Kesan beliau tentang Indonesia sangat baik. Dan ini merupakan kunjungan kedua Kardinal Miguel Ayuso ke Indonesia. Pertama tahun 2014 bersama saya dan kami hanya fokus di Jakarta,” katanya.

Baca Juga: Mangga Arumanis dan Kenangan Padre Marco tentang Paus Benediktus XVI

Menjelang lawatannya ke Indonesia, Kardinal Ayuso –kata Padre Marco-- menyinggung berulang-ulang untuk bertemu  dengan wartawan katolik Indonesia. “Kunjungan teman-teman PWKI tahun lalu memang membekas di hati beliau. Oleh karena itu beliau pesan agar kami membawa kenang-kenangan untuk para wartawan katolik Indonesia, maka itu tadi kami membawa rosario untuk teman-teman. Itu bentuk kepedulian beliau kepada wartawan katolik Indonesia,” tambah Padre Marco.

Kardinal Ayuso dan Padre Marco saat menerima kunjungan Delegasi PWKI ke Vatikan di Kantornya, 15 November 2022. Foto: Lucius GK
Kardinal Ayuso dan Padre Marco saat menerima kunjungan Delegasi PWKI ke Vatikan di Kantornya, 15 November 2022. Foto: Lucius GK
Menurut Padre Marco, kunjungan kali kedua ini tidak sekadar menerima award, namun ada hal yang lebih penting yakni sebuah pertemuan dalam rangka membangun dialog hubungan antaragama dan kepercayaan.

“Hal baik juga akan beliau lakukan goes to grass root. Setelah menerima penghargaan beliau akan mengunjungi Ponpes Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, Kami juga akan datang ke Gereja Katolik Ganjuran di Bantul,” jelas Padre Marco.

Baca Juga: Jenazah Paus Benediktus XVI Dapat Tepuk Tangan, Ini Penjelasan Padre Marco

Seperti diketahui, lanjut Padre Marco, Gereja Katolik Ganjuran memiliki sejarah penting bagi kerukunan umat beragama di Indonesia yang telah terbangun berabad-abad tahun lamanya.

Kardinal Ayuso dan Padre Marco saat menerima kunjungan Delegasi PWKI ke Vatikan di Kantornya, 15 November 2022. Foto: Lucius GK
Kardinal Ayuso dan Padre Marco saat menerima kunjungan Delegasi PWKI ke Vatikan di Kantornya, 15 November 2022. Foto: Lucius GK
Setelah dari Yogyakarta, Kardinal Miguel Ayuso dan Padre Marco akan kembali ke Vatikan. Namun sebelumnya Kardinal Ayuso akan menghadiri pertemuan  lagi ke Abu Dhabi dan dilanjutkan terbang ke Lisbon -Portugal untuk menghadiri meeting tentang Human Fraternity

Hadir juga dalam pertemuan dengan Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot MCCJ dan Rm  Markus Solo Kewuta SVD, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo, dan Mantan Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan, Laurentius Amrih Jinangkung, yang sekarang menjabat Dirjen HPI Kemenlu RI.

Baca Juga: GKBRAy Paku Alam X Bahagia Ceplok Mangkara Kawung Diterima Paus Fransiskus

Sementara dari PWKI hadir Albertus Magnus Putut Prabantoro pendiri sekaligus penasihat PWKI, pendamping PWKI Rm Yustinus Sulistiadi Pr, serta sejumlah wartawan dari berbagai media cetak, TV, radio, dan online. (Lucius GK)

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah