Begini Hasil #PraxiSurvey soal Mahasiswa dan Pemilu 2024

- 25 Januari 2024, 12:21 WIB
Director of Public Affairs Praxis Indonesia Sofyan Herbowo memaparkan hasil temuan #PraxiSurvey yang bertajuk “Aspirasi dan Preferensi Mahasiswa pada Pemilu 2024” di Jakarta, Senin (22/1/2023). Sumber: Praxis
Director of Public Affairs Praxis Indonesia Sofyan Herbowo memaparkan hasil temuan #PraxiSurvey yang bertajuk “Aspirasi dan Preferensi Mahasiswa pada Pemilu 2024” di Jakarta, Senin (22/1/2023). Sumber: Praxis /

SEPUTAR CIBUBUR – Sebagai kelanjutan dari riset yang dilaksanakan pada April dan Agustus 2023, agensi public relations (PR) dan public affairs (PA) Praxis menggelar survei independen bertajuk “Aspirasi dan Preferensi Mahasiswa pada Pemilu 2024”. Survei dilakukan dengan pendekatan mixed method, menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif.

Riset kuantitatif survei dilaksanakan pada 1-8 Januari 2024 kepada 1.001 mahasiswa dengan rentang usia 16-25 tahun di 34 provinsi di Indonesia. Praxis kemudian berkolaborasi dengan Election Corner (EC) Fisipol UGM untuk mengkaji temuan kuantitatif dengan melakukan riset kualitatif pada 15 Januari 2024. Riset berformat Focus Group Discussion (FGD) ini melibatkan empat akademisi dan mahasiswa perwakilan Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Mulawarman (Unmul), dan Universitas Nusa Cendana (Undana).

Riset menemukan sejumlah catatan. Kandidat dengan latar belakang politisi mendapatkan preferensi tertinggi dari mahasiswa (20,88%), sementara figur publik/selebriti terendah (0,50%). Media massa online menjadi sumber utama informasi politik mahasiswa (66,43%), sementara iklan out of home (OOH) seperti baliho kurang relevan (21,08%).

Baca Juga: Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc. Tegaskan Bahwa TNI Tetap Memegang Teguh Netralitas Dalam Pemilu 2024

Saat melihat kandidat di media sosial, mahasiswa paling tertarik pada pernyataan kandidat (66,43%) dan kemampuan public speaking-nya (63,14%). Ini sejalan dengan preferensi kegiatan kampanye yang paling berpengaruh, yaitu debat terbuka (69,93%).

Director of Public Affairs Praxis Indonesia Sofyan Herbowo memaparkan hasil temuan #PraxiSurvey yang bertajuk “Aspirasi dan Preferensi Mahasiswa pada Pemilu 2024” di Jakarta, Senin (22/1/2023). Sumber: Praxis
Director of Public Affairs Praxis Indonesia Sofyan Herbowo memaparkan hasil temuan #PraxiSurvey yang bertajuk “Aspirasi dan Preferensi Mahasiswa pada Pemilu 2024” di Jakarta, Senin (22/1/2023). Sumber: Praxis
Salah satu temuan menarik dari #PraxiSurvey ketiga ini berkaitan dengan praktik politik uang (money politics). Sebanyak 42,96% mahasiswa menyatakan akan menerima uang namun tidak memilih kandidat. Selanjutnya, 20,08% mahasiswa akan menerima uang dan akan memilih kandidat, sementara 10,99% lainnya menyatakan tidak akan menerima uang dan tidak akan memilih kandidat.

Director of Public Affairs Praxis PR dan Wakil Ketua Umum Public Affairs Forum Indonesia (PAFI) Sofyan Herbowo mengatakan riset menunjukkan pandangan mahasiswa yang independen, “Fakta membuktikan bahwa praktik politik uang tidak mampu memengaruhi pilihan mereka. Saya berharap survei ini dapat mendorong mahasiswa untuk memilih dengan bijak demi menjaga keberlanjutan ekosistem demokrasi yang sehat.”

Menariknya, analisis berdasarkan Socioeconomic Status (SES) menunjukkan bahwa semakin tinggi SES, praktik politik uang semakin tidak efektif. Data melaporkan 15,94% dari upper class, 19,89% dari middle class, dan 29,21% dari lower class mengaku akan menerima uang dan memilih kandidat yang diminta.

Baca Juga: Safari Politik, Anak Bungsu Jokowi Ajak Relawan Jokowi Menangkan Anak Sulung Jokowi di Pemilu 2024

Di sisi lain, 47,51% dari upper class, 41,98% dari middle class, dan 27,12% dari lower class mengatakan akan menerima uang namun tidak memilih kandidat yang diminta. Sementara itu, 13,07% dari upper class, 10,46% dari middle class, dan 9,87% dari lower class menyatakan akan menerima uang namun tidak memilih kandidat yang diminta. Temuan lainnya, 65,73% mahasiswa pesimis bahwa praktik politik uang dapat dihilangkan dalam pelaksanaan Pemilu di Indonesia.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x