Tiga Nama Digadang Gadang Gantikan Menkeu Sri Mulyani di Kabinet Prabowo Gibran

- 3 Maret 2024, 16:53 WIB
3 nama yang digadang-gadang akan menggantikan jabatan Menteri Keuangan, Sri Mulyani
3 nama yang digadang-gadang akan menggantikan jabatan Menteri Keuangan, Sri Mulyani /kemenkeu.go.id

SEPUTAR CIBUBUR-Paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dikabarkan telah membentuk kabinet periode 2024-2029.

Hanya saja, yang beredar menyebut bahwa Sri Mulyani tak akan masuk ke jajaran menteri.

Bursa nama calon menteri keuangan yang beredar menyebutkan empat nama sebagai calon menkeu.

 Baca Juga: Bahlil Lahadalia Digoyang Isu Tak Sedap

Yaitu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Royke Tumilaar.

Gibran turut memberikan respons saat ditanya mengapa nama Sri Mulyani tak terdaftar dalam kabinet baru.

“Ya, tanya langsung kepada Pak Prabowo,” jelas putra sulung Presiden Jokowi itu beberapa waktu lalu di Balai Kota Solo.

 Baca Juga: Naavagreen Hadir di Cibubur, Nikmati Promo Selama Grand Opening!

Awak media juga sempat menanyakan apakah dirinya dan Prabowo akan membahas kebijakan khusus terkait ini. Namun, lagi-lagi Gibran memberi jawaban singkat. “Rahasia,” terangnya lantas masuk ke ruangan.

Sementara itu, Rocky Gerung turut mengomentari posisi Sri Mulyani yang tidak masuk ke dalam Kabinet Prabowo.

Menurut Rock Gerung, Sri Mulyani mungkin sudah selesai.

Ia juga mengatakan Bendahara RI itu kemungkinan sudah ditegur oleh World Bank agar tak ikut-ikutan menyusun rencana berbahaya bagi Indonesia.

 Baca Juga: Moeldoko: Kenaikan Pangkat Jenderal Bintang Empat Kehormatan Prabowo Merupakan Bentuk Apresiasi dari Negara

"Era Sri Mulyani sudah selesai, mungkin sekali sudah ditegur oleh World Bank supaya jangan lagi ikut campur dan ikut menyusun sesuatu yang berbahaya bagi Indonesia," kata Rocky Gerung.

Bukan tanpa alasan, Rocky Gerung mengambil contoh program makan siang gratis yang diusung Prabowo-Gibran.

Menurutnya, program ini bisa menjadi ladang basah untuk munculnya korupsi secara sistematis di Indonesia.

"Karena makan siang itu dianggap sebagai salah satu hal yang rantai korupsinya akan panjang, harga satu piring di Jakarta itu mungkin bisa tinggal 1 sendol kalau sudah sampai di Papua.

Dan Bank Dunia pasti menghitung itu tidak efisien," kata Rocky.***

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x