Network
SEPUTAR CIBUBUR-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meluncurkan terobosan baru dalam penelitian iklim melalui pengembangan model yang menganalisis variabel iklim secara empirik.
Model ini, yang divisualisasikan dalam bentuk grafik, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena atmosfer jangka panjang.
Dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta, Senin, Devi Munandar dari Pusat Riset Sains Data dan Informasi BRIN, mengungkapkan bahwa iklim sebagai fenomena atmosfer jangka panjang mengandung variabel yang dapat diamati berdasarkan lokasi dan waktu.
Baca Juga: Difitnah Soal Izin Tambang, Bahlil lapor ke Dewan Pers
"Kami menggunakan pendekatan data mining dalam riset ini untuk mengumpulkan informasi penting dari data besar dengan menggunakan metode statistika, matematika, dan teknologi kecerdasan buatan," jelas Devi mengutip Antara, Senin 4 Maret 2024.
Proses penelitian tersebut meliputi tiga tahapan utama, yaitu pre-process, PCA-MTS (Principal Component Analysis dengan Multivariate Time Series), dan post-processing.
Khususnya, penelitian Devi berfokus pada Model Integrasi PCA dengan Multivariate Time Series (Vector Autoregressive Integrated - VARI) yang diterapkan pada data iklim di Jawa Barat, meliputi wilayah Lembang, Bogor, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Indramayu dari tahun 2001 hingga 2022.
Baca Juga: KPK Minta Klarifikasi Bahlil Terkait Izin Tambang Nikel di Malut
Data yang digunakan berasal dari POWER NASA (data satelit) dengan interval waktu bulanan yang diubah dari data harian. Analisis melibatkan variabel seperti indeks sinar ultraviolet, suhu, titik embun, penyinaran matahari, tekanan udara, dan kelembaban permukaan tanah. Selain itu, penelitian ini juga melibatkan kerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jawa Barat.
