Bambang Hero : Tambang Timah Bangka Sisakan Kerusakan Hutan dan Galian Besar

- 6 April 2024, 06:45 WIB
Prof. Bambang Hero Saharjo
Prof. Bambang Hero Saharjo /

Jumlah korban kecelakaan aktivitas tambang selama 2021-2023 sekitar 47 orang, 27 orang meninggal dan 20 luka-luka. Kemudian, ada 21 kasus tenggelam di kubangan bekas galian tambang, 15 orang meninggal dunia.

“Ada 12 anak-anak dan remaja rentang usia 7-20 tahun.”

Dia mendesak pemerintah memulihkan pesisir dan laut yang terdampak galian tambang karena sebagian besar masyarakat Bangka menggantungkan hidup dari laut.

“Masyarakat Bangka Belitung sangat bersandar ekosistem laut. Baik sumber penghidupan ekonomi atau budaya.”

Tambang di Babel sudah berlangsung sejak era kolonialisme. Pada pasca reformasi aktivitas tambang kian masif. Eksploitasi, katanya,  menyebabkan banyak kerusakan lingkungan dan otomatis pemulihan akan sangat lama.

“Sementara daya dukung dan daya tampung lingkungan di Banga Belitung itu sudah tidak sanggup lagi untuk dibebani industri ekstraktif baik pertambangan atau perkebunan monokultur skala besar,” katanya.

Walhi merekomendasikan pemerintah menerapkan kebijakan moratorium (jeda) pertambangan untuk menyelamatkan lingkungan di Bangka Belitung.

Agung Kuntadi,  Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejaksaan, bahkan memperkirakan nilai kerugian ini masih akan bertambah seiring proses perhitungan keuangan kerugian negara yang masih berjalan.

 Kuntadi mengatakan, ratusan ribu hektar lahan di dalam atau luar kawasan hutan bekas tambang tidak dipulihkan oleh pengusaha usai menambang.

Menurut Kuntadi, kondisi ini, menimbulkan lubang yang tidak baik untuk aktivitas masyarakat.***

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah