Setimen Melemah Akibat Resesi Global 2023, Pasar Real Estat Asia Masih Menyisahkan Optimisme

- 4 Desember 2022, 10:10 WIB
Ilustrasi sentimen pasar real estat di Asia melemah
Ilustrasi sentimen pasar real estat di Asia melemah /

Ciri khas pasar-pasar teratas untuk prospek investasi di kawasan ini adalah pasar yang dalam dan likuid serta pendekatan penyelamatan aset. Singapura, Tokyo, dan Sydney masih berada di peringkat tiga pasar teratas.

Karena krisis likuiditas yang sedang berlangsung di sektor properti Tiongkok Daratan dan pembatasan pandemi belum usai, Singapura menikmati manfaat dari pengalihan modal yang bisa jadi sebaliknya akan ditempatkan dalam aset-aset di Tiongkok Daratan dan Wilayah Administratif Khusus Hong Kong.

Baca Juga: Resesi Ekonomi Global 2023 Hantui Bisnis Properti di Indonesia, Ini Solusi Cerdas Pengembang untuk Investor

Disebutkan, Tokyo masih menikmati suku bunga mendekati nol, sehingga menjamin biaya pinjaman lebih rendah dan spread lebih positif atas biaya utang. Meskipun pembatasan COVID di Wilayah Administratif Khusus Hong Kong sudah lebih longgar, statusnya sebagai pasar komersial dan pasar hunian termahal di Asia Pasifik membuatnya rentan di tengah lingkungan resesi inflasi tinggi saat ini.

Sementara Stuart Porter, Tax Leader Real Estat di Asia Pasifik mengungkapkan, kondisi pasar yang masih terfragmentasi telah membuat Singapura dan Tokyo mampu bertahan di posisi teratas sebagai kota yang prospek investasinya paling cemerlang, meskipun faktor-faktor yang menambah setiap kota memang sangat berbeda.

"Saat menjajaki peluang di kawasan ini, investor harus lebih berhati-hati ketika membeli aset baru di beberapa pasar Asia, dan jangan lagi berfokus pada kelas aset konvensional melainkan pada berbagai bidang spesifik yang prospeknya lebih cerah. Termasuk defensive havens dan tema-tema ekonomi baru, yang cenderung mengalihkan perhatian dari aset arus utama seperti sektor perkantoran dan sektor ritel, yang populer secara tradisional,” jelasnya.

Baca Juga: Resesi Ekonomi Global 2023 Jangan Dramatisir, tapi Perlu Diwaspadai

Investor mulai berganti strategi menuju properti defensif yang lebih tahan menghadapi tekanan ekonomi luar biasa, dan menuju aset yang dapat menawarkan fitur seperti indeksasi sewa, masa sewa lebih singkat, dan pendapatan berulang yang dapat diandalkan.

Sektor properti beberapa unit hunian (multifamily), sektor perhotelan, sektor hunian lansia, dan sektor logistik dianggap sebagai defensive havens.

Sub sektor ekonomi baru seperti pusat data, infrastruktur gudang dingin, fasilitas ilmu hayati, dan ruang penyimpanan swalayan kian menarik perhatian sebagai sarana investasi tahan resesi, karena berbagai faktor: meningkatnya penggunaan 5G, kekurangan persediaan struktur untuk memenuhi permintaan, dan evolusi rantai pasokan yang lebih canggih.

Halaman:

Editor: Erlan Kallo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x