Penciptaan Nilai Upaya Penting Maksimalkan Potensi Panas Bumi

- 16 Januari 2024, 10:59 WIB
Diskusi ReforMiner Institute bertajuk “Strategi Penciptaan Nilai Panas Bumi Sebagai Langkah Mendukung Net Zero Emission 2060,” digelar secara hybrid pada Senin (15/1/2024). Sumber: ReforMiner
Diskusi ReforMiner Institute bertajuk “Strategi Penciptaan Nilai Panas Bumi Sebagai Langkah Mendukung Net Zero Emission 2060,” digelar secara hybrid pada Senin (15/1/2024). Sumber: ReforMiner /

SEPUTAR CIBUBUR – Tak dapat dimungkiri, panas bumi adalah sumber Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) yang paling berpotensi untuk merealisasikan target Net Zero Emission (NZE) 2060. Sayangnya, meski memiliki sejumlah keunggulan, pengembangan dan pengusahaan panas bumi di Indonesia masih memiliki beberapa kendala dan tantangan, terutama dalam hal keekonomian proyek. 

Demikian benang merah diskusi yang digagas oleh ReforMiner Institute bertajuk “Strategi Penciptaan Nilai Panas Bumi Sebagai Langkah Mendukung Net Zero Emission 2060.” Diskusi yang digelar secara hybrid pada Senin (15/1/2024) ini menghadirkan sejumlah pembicara yang memberikan perspektif masing-masing terhadap peran dan posisi industri panas bumi dalam transisi energi nasional.

Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Julfi Hadi. Sumber: ReforMiner
Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Julfi Hadi. Sumber: ReforMiner
Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Julfi Hadi, menekankan pada pentingnya penerapan serta peluang pemanfaatan produk sekunder dan rantai pasok panas bumi melalui optimalisasi value creation (penciptaan nilai), termasuk agenda perbaikan nilai keekonomian proyek.

Anggota Pengurus Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Yudha Permana Jayadikarta. Sumber: ReforMiner
Anggota Pengurus Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Yudha Permana Jayadikarta. Sumber: ReforMiner
Anggota Pengurus Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Yudha Permana Jayadikarta, menyoroti pentingnya dukungan kebijakan serta memastikan transparansi dalam tata kelola perusahaan panas bumi. 

Anggota Dewan Energi Nasional Ir Satya Widya Yudha MSc PhD. Sumber: ReforMiner
Anggota Dewan Energi Nasional Ir Satya Widya Yudha MSc PhD. Sumber: ReforMiner
Lalu, Anggota Dewan Energi Nasional Ir Satya Widya Yudha MSc PhD memandang pengelolaan energi panas bumi di Indonesia sebagai aspek krusial dalam mendukung transisi energi nasional.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno. Sumber: ReforMiner
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno. Sumber: ReforMiner
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno, memaparkan terkait informasi terkini mengenai perkembangan dan posisi proses RUU EBET yang diharapkan dapat disahkan pada kuartal satu 2024 serta menekankan pada urgensi penerapan kebijakan yang mendukung pengembangan EBET sebagai bagian dari strategi nasional.

Sebagai penggagas diskusi, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, mengatakan hadirnya diskusi ini bisa menjadi stimulus positif buat kontribusi sektor panas bumi dalam mendongkrak realisasi bauran energi dari energi baru dan terbarukan di Indonesia. Dia juga berharap kesadaran yang muncul ini nantinya bisa memberikan manfaat untuk mendukung terciptanya net zero emission.

“Potensi panas bumi yang kita miliki adalah anugerah alam yang harus disyukuri dan dioptimalkan buat kemajuan negeri dan kemaslahatan publik,” kata Komaidi, dalam keterangan tulisnya.

Baca Juga: 17 Tahun Kembangkan Panas Bumi, PGE Optimistis Tumbuh Berkelanjutan

Dalam kesempatan ini, Komaidi juga mengungkapkan beberapa kendala yang menyebabkan keekonomian proyek panas bumi relatif belum kompetitif, diantaranya adalah sulit terjadi kesepakatan harga jual-beli antara pengembang panas bumi dengan PLN sebagai pembeli tunggal, kebijakan yang ada mengharuskan harga listrik EBET bersaing dengan pembangkit fosil, hingga risiko investasi tinggi karena kepastian potensi cadangan yang belum jelas.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x