Indonesia Promosikan FoLU Net Sink 2030 pada Pertemuan UNFF, Ajak Kolaborasi Turunkan Emisi GRK

10 Mei 2022, 13:49 WIB
Deputi Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York Mohammad Kurniadi Koba, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto yang juga Ketua Delegasi Republik Indonesia (kanan) dan Plt Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Ruandha Agung Sugardiman. /dok. PTRI/

SEPUTAR CIBUBUR - Indonesia mengundang semua pihak, termasuk komunitas Internasional untuk mendukung tercapainya Indonesia’s FoLU Net Sink 2030. 

Pasalnya, pencapaian komitmen tersebut akan berdampak besar pada upaya global untuk mengendalikan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer yang menyebabkan bencana perubahan iklim global.

“Keterlibatan masyarakat di dalam dan sekitar hutan, pelaku usaha, dan juga kemitraan akan mendukung tercapainya Indonesia’s FoLU Net Sink,” kata Ketua Delegasi Republik Indonesia Agus Justianto saat sesi diskusi pada pertemuan tahunan UNFF (United Nation Forum on Forest) ke-17 tahun 2022, di New York, Senin 9 Mei 2022.

Baca Juga: Perkuat Aksi Adaptasi Perubahan Iklim, Pengusaha Hutan Diminta Terlibat pada Program Kampung Iklim

Dalam kesempatan itu, hadir peserta yang berasal dari 13 negara.

Indonesia’s FoLU Net Sink menargetkan penyerapan emisi GRK dari sektor hutan dan penggunaan lahan (Forestry and other Land Use/FoLU) sudah lebih tinggi dibandingkan emisinya pada tahun 2030.

Tercapainya Indonesia FoLU Net Sink 2030, bersama dengan penurunan emisi GRK di sektor lain seperti transportasi, industri, energi, dan pertanian, akan mewujudkan target untuk mencapai Carbon Net Sink pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Baca Juga: Profil Selegram Seksi Sisca Mellyana yang Pernah Unggah Situs Judi Online Gacor

Untuk menjalankan aksi tersebut dibutuhkan investasi sebesar 14,57 miliar dolar AS atau sekitar Rp204 triliun.

Plt Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK Ruandha Agung Sugardiman menjelaskan, pembiayaan untuk mencapai Indonesia’s FoLu Net Sink bisa berasal dari berbagai sumber konvensional seperti APBN, APBD, atau investasi swasta.

“Pendanaan juga bisa berasal dari pasar karbon dalam negeri maupun internasional serta pembayaran berbasis kinerja REDD+,” kata Ruandha.

Dia mengungkapkan Menteri Lingkungan Hidup dan KehutanN Siti Nurbaya telah menerbitkan Rencana Operasional Indonesia’S FoLU Net Sink 2030 yang memandu secara rinci langkah-langkah untuk mencapai komitmen tersebut.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia Indroyono Soesilo mengatakan pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) siap mendukung tercapainya Indonesia’s FoLU Net Sink.

Berdasarkan perhitungan, dari kebutuhan sebesar 14,5 miliar dolar untuk mencapai FoLU Net Sink, sebesar 55%  atau sekitar 8 miliar dolar harus dimobilisasi dari sektor swasta.

Menurut Indroyono, pelaku usaha bisa memanfaatkan pendanaan investasi dari pemanfaatan nilai ekonomi karbon untuk mendukung kegiatan aksi mitigasi dalam pengelolaan  hutan yang sesuai dengan Rencana Operasi Indonesia’s FoLU Net Sink.

Indroyono mengatakan saat ini sejumlah aksi pengelolaan hutan yang sudah dilakukan sesuai dengan Rencana Operasi Indonesia’a FoLU Net Sink, misalnya perbaikan pengelolaan gambut dan pengembangan hutan tanaman.

Baca Juga: G7 Perberat Sanksi Ekonomi Rusia, Zelenskyy Minta Dukungan Tambahan Senjata dan Keuangan

“Contoh lain adalah implementasi teknik reduce impact logging (RIL) yang bisa menekan emisi GRK hingga 50%  dibandingkan pratik biasa pada pemanfaatan kayu dari hutan alam,” katanya.

Inter Regional Adviser UNFF Secretariat Peter Gondo mengatakan untuk mencegah deforestasi pendekatan lanskap harus dilakukan. Peter juga menyatakan pentingnya memberi insentif pada praktik-praktik produksi yang tidak menyebabkan deforestasi.

Baca Juga: Kasus Binary Option Indra Kenz: Tak Terima Anak dan Suami Dipenjara, Ibunda Vanessa Khong Tunjukkan Bukti Ini

Sementara itu Director US Forest Services International Programs Valdis E Mezainis dan Senior Natural Resources Management  Specialist, World Bank Andre Aquino mengatakan hal senada yaitu siap melanjutkan kemitraan yang setara untuk mendukung tercapainya Indonesia’ Net Sink FoLU.

Kepala Divisi Lingkungan Sekretariat ASEAN Vong Sok mengatakan pihaknya terus memfasilitasi agar kerja sama di antara negara-negara ASEAN dalam perlindungan hutan terus diperkuat mengingat pentingnya peran hutan Asia Tenggara secara global. ***

Editor: sugiharto basith budiman

Tags

Terkini

Terpopuler