SEPUTAR CIBUBUR- Surat kabar Science and Technology Daily mengungkapkan, konglomerat China Junheng Biology berhasil mengembangkan bahan bakar pesawat berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF) dan akan segera tersedia secara komersial
Zhang Zhenhui, direktur eksekutif Junheng Biology yang merupakan perusahaan petrokimia mengatakan, pihaknya telah melakukan penelitian dan pengembangan selama lima tahun.
“Dalam kurun waktu ini, Junheng berhasil mengubah minyak limbah dapur menjadi biodiesel dan SAF dengan menggunakan teknologi bahan bakar hayati ramah lingkungan dan rendah karbon yang dikembangkan secara mandiri, “papar Zhang Zhenhui.
Baca Juga: Isu Mundur 15 Menteri Lebih Ngeri Dibanding Jokowi Kampanye, Rupiah Tertekan
SAF merupakan jenis bahan bakar pesawat baru yang memadukan bahan bakar jet ramah lingkungan yang diproduksi secara hayati dengan bahan bakar konvensional dengan proporsi tertentu.
Teknologi ini berpotensi mengurangi emisi karbon hingga 80 persen sepanjang siklus hidup bahan bakar tersebut, sehingga menjadi alternatif yang layak untuk energi penerbangan ramah lingkungan.
"Junheng Biology merupakan perusahaan swasta pertama di China yang memperoleh persetujuan kelaikan udara SAF yang dikeluarkan oleh Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC)," kata seorang pejabat CAAC.
Baca Juga: Mahfud MD : Mafia Sawit Riau Kongsi Penguasa dan Aparat
Dia mengatakan, Junheng Biology tidak hanya menjamin pasokan SAF di masa depan, tetapi juga menjadi tolok ukur bagi perusahaan swasta lainnya untuk berkontribusi pada tujuan pembangunan ramah lingkungan di sektor penerbangan sipil.