Carlo Acutis meninggal dunia di Monza, Italia, setelah menderita leukemia.
Meski ia lahir di London pada Mei 1991, Acutis menghabiskan sebagian besar dari masa kecilnya di Italia.
Tubuhnya dipindahkan ke Assisi setahun setelah kematiannya dan ditampilkan untuk umum bersama dengan barang-barang peninggalannya yang lain.
Remaja itu memiliki minat besar terhadap komputer dan dilaporkan belajar secara otodidak untuk membuat kode di usia muda.
Selain mendirikan situs untuk paroki dan sekolahnya, ia terkenal karena meluncurkan situs yang mendokumentasikan setiap mukjizat Ekaristi yang dilaporkan.
Situs tersebut diluncurkan beberapa hari sebelum kematiannya.
Setelah ia meninggal, Acutis diberi julukan “influencer Tuhan" karena amalnya yang berhubungan dengan teknologi dan internet
Pada saat Acutis dibeatifikasi, Paus Fransiskus mengatakan pemuda itu “mengetahui cara menggunakan teknik komunikasi baru untuk mewartakan injil dan mengomunikasikan nilai-nilai dan keindahan.
Baca Juga: Enam Rekomendasi Destinasi Wisata Favorit di Sekitar Wonosobo
Banyak umat Katolik menganggapnya sebagai “santo pelindung internet“ karena telah mendedikasikan dirinya untuk berbicara tentang imannya dan membantu orang lain lewat teknologi modern.