Epidemiolog UI Ungkap Data Kegagalan Pemerintah Capai Target PPKM Darurat Jawa-Bali

- 21 Juli 2021, 10:24 WIB
Presiden Joko Widodo umumkan PPKM Darurat hanya sampai 25 Juli 2021, pakar nilai pemerintah gagal
Presiden Joko Widodo umumkan PPKM Darurat hanya sampai 25 Juli 2021, pakar nilai pemerintah gagal /youtube Sekretariat Presiden

SEPUTAR CIBUBUR – Epidemiolog (pakar wabah) Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono menilai penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali ini belum optimal atau cenderung gagal.

Dalam cuitan di akun Twitter pribadinya, Pandu mengatakan, ada banyak faktor penyebab kegagalan PPKM Darurat Jawa-Bali dan pemerintah harus segera mengevaluasinya.

“Kegagalan PPKM Darurat pasti ada sebabnya, bukan hanya tantangan intervensi yang terlambat dan kurang fokus pada upaya menutup keran kasus yang terus mengalir tak terbendung,” kata Pandu, di akun Twitter @drpriono1, Selasa, 20 Juli 2021.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Mall Seputar Cibubur Beroperasi Terbatas: Cek Cibubur Junction dan Trans Studio

Pandu turut menampilkan gambaran pencapaian dari penerapan PPKM Darurat di wilayah Jawa dan Bali. Yang menyatakan kebijakan PPKM Darurat yang sudah berlangsung dua pekan itu dinilai tidak mencapai target.

“Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Mikro Darurat kerap disebut PPKM Darurat di Jawa dan Bali, yang berlangsung sejak 3 Juli dan akan berakhir 20 Juli 2021, dinilai gagal mencapai target,” katanya.

Dalam pernyataan itu juga memberikan sejumlah indikator dari kegiatan penanganan pandemi Covid-19, menurutnya tak satupun yang terpenuhi.

Baca Juga: Isi Pidato Lengkap Presiden Joko Widodo Saat Umumkan PPKM Darurat Jawa-Bali Hingga 25 Juli 2021

“Dari sejumlah indikator capaian kegiatan penanganan pandemi Covid-19, tak satupun yang terpenuhi,” katanya. 

Adapun dijabarkan seperti dari persentase perhitungan dari penambahan kasus Covid-19 ditargetkan 10 persen, tetapi dalam realisasi mencapai 25 persen.

Begitu juga dengan angka penularan per hari yang diperkirakan mencapai 10 ribu, pada kenyataannya mencapai 34.257 ribu orang.

Kemudian, pemerintah yang dikatakan akan memperbanyak testing dan ditargetkan mencapai 324 ribu per hari di wilayah Jawa dan Bali, pada realisasinya mencapai 127 ribu.

Baca Juga: BPJS dan MRT Jakarta Gelar Vaksinasi Bagi Peserta, Ini Lokasi dan Tanggalnya

Sedangkan dalam target tracing pun diperkirakan mencapai 300 ribu per hari selama PPKM Darurat berlangsung, tetapi hanya dapat terealisasi 25 ribu.

Sementara itu, pemerintah yang terus mengupayakan program vaksinasi massal ini, ditargetkan mencapai 1 juta per hari, tetapi baru tercapai 546 ribu orang menerima vaksin.

Disisi lain, penurunan mobilitas juga belum mencapai target, meski sebelumnya Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan penurunan mobilitas masyarakat cukup baik dan terlihat di wilayah Bali juga Jakarta.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Presiden Joko Widodo Putuskan 26 Juli 2021 Longgarkan PPKM Darurat Jawa-Bali

Demikian, dari hasilnya penurunan mobilitas masyarakat ditargetkan mencapai 30 persen, tetapi baru mampu menurun 20 persen

Seperti diketahui, adanya kebijakan awal Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang sudah berlaku sejak 3 Juli lalu hingga 20 Juli 2021, kini resmi diperpanjang hingga 25 Juli mendatang.

Dalam penerapannya, memang menghasilkan penurunan mobilitas masyarakat baik di wilayah Bali maupun Jakarta, tetapi dari data jumlah kasus Covid-19 hal itu belum mencapai target penurunan kasus yang maksimal.

Baca Juga: Jokowi Siapkan Pembukaan Bertahap PPKM Darurat, Makan di Kaki Lima Maksimal 30 Menit

Artikel ini sudah ditayangkan di Pikiran-rakyat.com dengan judul "PPKM Darurat Dinilai Gagal, Epidemiolog: Penyebabnya Bukan hanya Kurang Fokus Menutup Jalur Penyebaran Kasus" (Nurul Khadijah). ***

Editor: Erlan Kallo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah