Mahfud MD Himbau Masyarakat Bangun Kerukunan, Meski Ada Potensi Beda Waktu Hari Raya Idul Fitri 1444 H

- 18 April 2023, 10:40 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD/antara
Menkopolhukam Mahfud MD/antara /

SEPUTAR CIBUBUR - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan, adanya potensi perbedaan waktu Hari Raya Idul Fitri 1444 H (Tahun ini).

Meski begitu, Mahfud MD menghimbau semua pihak untuk tetap membangun kerukunan, dan meminta pemerintah daerah (pemda) mengakomodasi penggunaan fasilitas publik untuk pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1444 Hijriah atau 2023 Masehi pekan ini.

Hal ini disampaikan Mahfud dalam akun Twitter pribadinya,@mohmahfudmd, Selasa, 18 April 2023. 

Baca Juga: Mahfud MD: Punya DPR dan Parpor Jelek, Masih Lebih Baik Daripada Monarki

"Pemerintah mengimbau fasilitas publik seperti lapangan yang dikelola pemda agar dibuka dan diizinkan untuk tempat Shalat Idulfitri jika ada ormas atau kelompok masyarakat yang ingin menggunakannya. Pemda diminta untuk mengakomodasi," cuit Mahfud.

Mahfud meminta semua komponen bangsa membangun kerukunan meski berbeda waktu hari raya.

Mahfud menyambung cuitannya dengan menegaskan bahwa meski terdapat perbedaan, penentuan Hari Raya Idul Fitri 1444 H sama-sama dilakukan berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: DPR Duga Mahfud MD Punya Motif PolitikTerkait Transaksi Janggal Rp349 Triliun

Ia mengutip hadits yang berbunyi "Berpuasalah kamu jika melihat hilal (bulan) dan berhari rayalah jika melihat hilal," sembari menambahkan bahwa proses penentuan hilal bisa dilakukan dengan dua cara, yakni rukyat dan hisab.

"Maksudnya setelah melihat hilal tanggal 1 bulan Hijriyah, melihat hilal bisa dengan rukyat, bisa dengan dengan hisab," cuitnya.

Mahfud menjelaskan bahwa rukyat adalah proses melihat hilal dengan mata telanjang dibantu teropong seperti praktik yang dilakukan semasa Nabi Muhammad SAW.

Twitter @mohmahfudmd
Twitter @mohmahfudmd

Sedangkan hisab adalah proses melihat hilal dengan hitungan ilmu astronomi sembari menambahkan bahwa proses rukyat selalu didahului hisab sebelum dilajukan pengecekan secara fisik.

"NU (Nahdlatul Ulama, red.) dan Muhammadiyah sama-sama berhari raya pada tanggal 1 Syawal. Bedanya hanya dalam melihat derajat ketinggian hilal," tulis Mahfud.

​​​​​​Rangkaian cuitan Mahfud muncul di tengah mengemukanya kontroversi beberapa pemda menolak mengeluarkan izin penggunaan lapangan untuk Shalat Idul Fitri 1444 H yang rencananya dilakukan pada Jumat, 21 April 2023.

Baca Juga: Info Mudik: Warga Solo-Jogja Bisa Mudik Nyaman dengan KRL, Berikut Jadwal KRL Solo-Jogja Hari ini

Sebelumnya, Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti pada Senin, 16 April 2023 siang mengungkapkan salinan surat jawaban Wali Kota Sukabumi, Jawa Barat, Achmad Fahmi terhadap pengajuan peminjaman Lapang Merdeka untuk pelaksanaan Shalat Idulfitri 1444 H oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sukabumi.

Dalam salinan surat tersebut, Wali Kota Sukabumi menekankan bahwa pelaksanaan Shalat Idul Fitri 2023 di Lapang Merdeka akan mengikuti hasil penetapan 1 Syawal 1444 H dari Kementerian Agama RI.

"Setelah Kota Pekalongan, sekarang Sukabumi. Setelah itu mana lagi?" cuit Mu'ti dalam akun Twitter pribadinya, @Abe_Mukti, sembari menyematkan salinan surat Wali Kota Sukabumi tersebut.

Baca Juga: Nyaris Tak Tersentuh, Kapolri Tumpul Terhadap Influencer Judi Online

Belakangan, pada Senin (17/4) malam, Mu'ti menyampaikan informasi terbaru bahwa Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid dan Wali Kota Sukabumi Ahmad Fahmi akhirnya memberi izin penggunaan Lapangan Mataram dan Lapangan Merdeka di wilayah masing-masing untuk pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1444 H pada Jumat, 21 April 2023. ***

 

Editor: Erlan Kallo

Sumber: Twitter @mohmahfudmd


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah