Belajar Arti Sabar dari Gus Dur

- 12 Mei 2021, 14:05 WIB
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. /NU Online

SEPUTAR  CIBUBUR – Dalam keluarganya, KH. Abdurrahman Wahid  atau akrab dipanggil Gus Dur adalah orang yang keras kepala dan susah diatur. Meski begitu, Gus Dur lebih dikenal sebagai sosok yang teguh pendirian, humoris, dan sabar.

Segudang jabatan yang pernah dia jabat seperti:  Presiden Indonesia keempat dari, mantan Ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama, sekaligus pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), tidaklan membuat Gus Dur sombong dan semena-mena kepada orang lain.

Malah tidak jarang Gus Dur yang sepelekan, bahkan suatu ketika, dia  pernah dikecam dengan kata-kata kasar dari seorang laki-laki yang berbeda paham dengannya. Boleh bilang sudah mengarah pada caci maki dengan penuh kebencian kepada Gur Dur.

Baca Juga: INTERMEZZO: Jok ala Gus Dur, Diplomasi Nasi Goreng yang Meluluhkan Hati Megawati

Diperlakukan seperti itu Gus Dur hanya diam, mendengarkannya dengan sabar, tenang dan tidak berkata apa pun. Melihat terjadian itu  seorang muridnya marah gurunya diperlakukan tidak sopan.

Setelah lelaki tersebut pergi, si murid dengan penasaran bertanya:

"Mengapa Gus Dur diam saja tidak membalas makian lelaki tersebut."

Beberapa saat kemudian, maka Gus Dur balik bertanya kepada si murid:

Baca Juga: INTERMEZZO: Jok ala Gus Dur, Proyek Jembatan Surga Neraka yang Tak Kunjung Selesai

“Jika seseorang memberimu sesuatu, tapi kamu tidak mau menerimanya, lalu menjadi milik siapa kah pemberian itu?” tanya Gus Dur.

"Tentu saja menjadi milik si pemberi,”  jawab si murid.

“Begitu pula dengan kata-kata kasar itu”, ujar Gus Dur.

“Karena aku tidak mau menerima kata-kata itu, maka kata-kata tadi akan kembali menjadi miliknya (si pemberi kata-kata),” lanjut Gus Dur.

Baca Juga: Erick Thohir: Proyek Gasifikasi Pertamina PTBA Pangkas Impor LPG

“Dia harus menyimpannya sendiri. Dia tidak menyadari, karena nanti dia harus menanggung akibatnya di dunia atau pun akhirat, karena energi negatif yang muncul dari pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan hanya akan membuahkan penderitaan hidup”.

Kemudian, lanjut Gus Dur:

“Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri”

“Demikian halnya, jika di luar sana ada orang yg marah-marah kepadamu ... biarkan saja … karena mereka sedang membuang SAMPAH HATI mereka”

Baca Juga: Berikut Daftar Wilayah Aglomerasi yang Bisa Dilalui Tanpa SIKM

“Jika engkau diam saja, maka sampah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri, tetapi kalau engkau tanggapi, berarti engkau menerima sampah itu.”

“Hari ini begitu banyak orang yang hidup dengan membawa sampah di hatinya (sampah kekesalan, sampah amarah, sampah kebencian, dan lain Lain Penyakit Hati ) … maka jadilah kita orang yang BIJAK”

Gus Dur melanjutkan nasehatnya:

“Jika engkau tak mungkin memberi, janganlah mengambil”

“Jika engkau terlalu sulit untuk mengasihi, janganlah membenci”

“Jika engkau tak dapat menghibur orang lain, janganlah membuatnya sedih”

Baca Juga: Satgas Covid-19 Himbau Warga Pemudik Tidak Terobos Titik Penyekatan

“Jika engkau tak bisa memuji, janganlah menghujat”

“Jika engkau tak dapat menghargai, janganlah menghina”

“Jika engkau tidak suka bersahabat, janganlah bermusuhan”

Jadikanlah Setiap Hari Dalam Hidup Ini Sebuah Pembelajaran Dan Mawas Diri. ***

Editor: Erlan Kallo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah