Perkembangan Kasus Subang: Jejak Digital Akan Membongkar Sang Otak Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

20 November 2021, 13:57 WIB
Perkembangan Kasus Subang: Jejak Digital Akan Membongkar Sang Otak Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang /

SEPUTAR CIBUBUR - Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang sangat antusias mengikuti perkembangan kasus Subang, bahkan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini mungkin dapat dikatakan menjadi trending topik di tahun 2021.

Hal tersebut bukan tidak beralasan karena kasus Subang ini tidak hanya menurunkan penyidik dari Polres Subang, melainkan juga dari Polda Jabar, Mabes Polri bahkan BIN, Badan Intelijen sekelas CIA.

Perkembangan kasus Subang diketahui bahwa didapatkan informasi tentang titik kordinat terakhir HP Amalia (23) korban pembunuhan ibu dan anak di Subang, dimana jejak digital ini tentunya akan membongkar dan mengkuliti siapakah sang otak pembunuhan.

Baca Juga: Perebutan Penguasaan Yayasan atau Motif Hartakah Yang Menjadi Pemicu Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Dengan didapatkannya informasi tentang titik kordinat terakhir keberadaan HP Amalia tentunya menjadi fakta terbaru yang diketahui oleh masyarakat, sekalipun mungkin pihak penyidik dari Kepolisian mungkin sudah mengetahui hal ini sebelumnya.

Bahkan, HP Amalia masih hidup saat Yosef, suami dan ayah korban tiba di TKP kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang sekitar jam 7.15 WIB pada tanggal 18 Agustus 2021.

Titik lokasi terakhir HP milik almarhum Amalia diperoleh analis, Anjas, setelah mendapat telepon dari seseorang yang bisa melacak IMEI HP milik almarhum Amalia yang menjadi korban kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Hal itu dikemukakan Anjas melalui kanal Youtube Anjas di Thailand, yang tayang pada Jumat 19 November 2021.

Anjas tidak menyebutkan nama sumbernya dan menyebut sebagai nara sumber istimewa.

Dia mengakui dalam melacak HP Amalia punya keterbatasaan karena untuk bisa melacak secara lengkap harus ada izin dari polisi, namun dia tidak mendapatkannya.

Seperti diketahui dari keterangan anak yang juga kakak dari korban kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yakni Yoris bahwa yang hilang setelah kejadian pembunuhan sadis pada tanggal 18 Agustus 2021 dinihari itu adalah 3 alat komunikasi milik almarhum Amalia.

Ketiga alat komunikasi itu adalah IPhone, IPad, dan Samsung M12. Anjas menduga HP tersebut ada data-data penting yang bisa merujuk ke pelaku atau dalang dari kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Alasannya, kalau alasan perampokan maka yang Rp 30 juta yang ada di rumah TKP akan raib. “HP itu bisa menjadi kunci jawaban dan otak dari kasus ini,” tutur Anjas.

Berikut titik lokasi terakhir HP Amalia 

Dari hasil pelacakan terhadap HP Amalia yang dilakukan sumber istimewa Anjas, HP Amalia terakhir hidup pada pukul 7.38 WIB pada tanggal 18 Agustus 2021. Sinyal tersebut berasal dari HP Amalia yakni HP Samsung M12.

Dari hasil pelacakan sumber istimewa tersebut, titik koordinat terakhir HP Amalia tersebut berada di dekat TKP, yakni lokasinya ada di antara TKP dan kantor Polsek Jalancagak, dan berada dekat dengan pertigaan.

Anjas yakin tim penyidik sudah mengetahui data ini, namun tidak dipublikasikan.

Kalau HP Samsung M12 terakhir hidup pada tanggal 18 Agustus 2021 pukul 7.38 WIB, jika dibandingkan dengan keterangan saksi-saksi, maka Yosef menjadi orang pertama yang datang ke TKP pasca kejadian. Yosef tiba di TKP pada pukul 17.15 WIB.

Pada pukul 7.24 WIB, Yosef menelepon HP Amalia namun tidak diangkat, untuk menanyakan mengapa parkir mobil Alphard tidak dalam posisi biasanya tetapi parkir miring.

Pada pukul 726 WIB telepon anaknya Yoris tetapi yang ngangkat istrinya Yoris.

Setelah menanggil Mang Ujang untuk menjaga TKP, Pak Yosef pergi ke Polsek Jalancagak dan mampi dulu ke rumah Ibu angkat Danu, untuk meminta tolong ke TKP karena seperti ada perampokan.

Jadi, saat Yosef pergi dari TKP ke Polsek Jalancagak, dia melewati posisi itu.

Menurut Anjas, ada 2 kemungkinan melihat dari posisi terakhir HP Amalia hidup, yakni kemungkinan pertama terduganya adalah orang dekat.

Hal ini juga merujuk kepada keterangan Kapolres Subang di keterangan awal kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Baca Juga: Ternyata Inilah Beberapa Barang Yang Diamankan Tepat Sehari Setelah Kejadian Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Kapolres AKBP Sumarni menyatakan dugaan pelakunya adalah orang dekat atau orang yang dikenal karena tidak ada tanda kerusakan pada pintu rumah di TKP.

Kemungkinan kedua terduga pelakunya adalah orang luar, dan orang yang ambil HP tersebut tetap berada di sekitar lokasi TKP.

Kemudian orang ini mencoba melakukan framing dengan meletakaan HP milik Amalia di titik koordinat tersebut.

Jika kemungkinan kedua itu benar, Anjas menilai pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut adalah pembunuh profesional dan pintar sehingga polisi sulit untuk mengungkapnya hingga waktu 3 bulan.

Lambatnya pengungkapan itu bisa saja karena ada framing-framing yang dilakukan pelaku, termasuk pintar dengan membersihkan semua sidik jari baik di rumah TKP maupun di bodi mobil Alphard, tempat jasad Tuti Suhartini dan Amalia ditumpuk di bagasi mobil tersebut. 

Secara terpisah kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala berpendapat, pelaku memiliki banyak waktu untuk membersihkan segala bukti di lokasi kejadian kemudian melarikan diri.

"Pembunuh memiliki cukup banyak waktu untuk melakukan pembersihan TKP sebelum kemudian lari."

"Lalu pelaku sempat mencuci baju, dalam rangka membilas darah-darah yang melekat dan juga bisa diduga pelaku juga membersihkan beberapa hal yang kemungkinan akan terkait dengan dirinya," imbuhnya.

Hanya saja, seperti pepatah dalam ilmu kriminologi, tidak ada kejahatan yang sempurna. Artinya, pelaku pasti meninggalkan jejak.

Kelemahan yang diduga dimiliki pelaku pembunuhan Tuti dan Amalia itu menurut Adrianus adalah tidak bisa menghapus jejak digital.

Hal tersebut bisa jadi petunjuk penting untuk pihak kepolisian guna mengungkap siapakah dalang pelaku pembunuhan Tuti dan Amalia.

"Salah satu yang diperkirakan tidak mungkin bisa diganti, dihapus begitu saja oleh pelaku adalah jejak digital," tegas Adrianus Meliala.***

 
 

 

 

Editor: Danny tarigan

Tags

Terkini

Terpopuler