September Musim Hujan, BMKG Tetapkan DKI Jakarta dan Jawa Barat 'Siaga Banjir'

- 14 September 2021, 18:31 WIB
Orangtua mengevakuasi anaknya saat banjir di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Selasa 14 September 2021. BMKG memperingatkan Jatim, Jakarta, Jabar dan Banten berpotensi banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem.
Orangtua mengevakuasi anaknya saat banjir di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Selasa 14 September 2021. BMKG memperingatkan Jatim, Jakarta, Jabar dan Banten berpotensi banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem. /ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

SEPUTAR CIBUBUR –  Indonesia mulai memasuki musim penghujan pada awal September 2021, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menetapkan DKI Jakarta dan Jawa Barat sebagai wilayah dengan status level ‘Siaga’ Banjir'.

Status level siaga banjir ini ditetapkan mulai dari 13 sampai 15 September 2021, Hal ini dikarenakan BMKG telah memprediksi akan adanya cuaca ekstrim yang akan melanda kedua provinsi tersebut.

Provinsi dengan status level suaga banjir tersebut antara lain:

Baca Juga: Menteri Basuki Tinjau Penanganan Normalisasi Sungai Karang Mumus Untuk Kurangi Risiko Banjir Kota Samarinda

  1. DKI Jakarta,
  2. Banten,
  3. Jawa Barat,
  4. Jawa Timur

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto mengatakan, berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF-Impact Based Forecast) BMKG, potensi dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, dan atau tanah longsor dari cuaca ekstrem.

"Bencana ini diperkirakan terjadi hingga 3 hari ke depan, yakni tanggal 15 September 2021, untuk level siaga," kata Guswanto, dalam rilis pers pada hari, Selasa 14 September 2021.

Baca Juga: Bantu Cegah Banjir, PT Food Station Salurkan 3 Unit Mesin Bor ke Wali Kota Jaktim

Guswanto juga mengatakan bahwa fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin akan mulai terpantau aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan, hal inilah yang membuat cuaca ekstrim akan terjadi di Indonesia.

"MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya," ujarnya.

Halaman:

Editor: Erlan Kallo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x