Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Diduga Karena Motif Sakit Hati, Berikut Penjelasannya

- 7 November 2021, 19:35 WIB
Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Diduga Karena Motif Sakit Hati, Berikut Penjelasannya
Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Diduga Karena Motif Sakit Hati, Berikut Penjelasannya /Info Indonesia/Tangkapan layar/Youtube/

SEPUTAR CIBUBUR - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang merampas nyawa Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) telah memasuki hari ke - 80.

Kasus pembunuhan di Subang ini mungkin menjadi salah satu topik hangat di tahun 2021 khususnya menjelang pergantian tahun, karena hingga kini pembunuh ibu dan anak di Subang masih juga belum terungkap.

Kasus pembunuhan di Subang yang juga belum terungkap hingga saat ini memunculkan banyak analisa netizen tentang adanya kemungkinan teori konspirasi dibalik semua ini, motif sakit hati dari pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang pun bermunculan dengan penjelasan yang disertai dengan bukti kejadian di TKP.

Baca Juga: Petarungan Pengacara Dalam Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Munculnya analisa dugaan sakit hati yang menjadi alasan pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang dikarenakan posisi jenazah kedua korban yang ditumpuk di dalam bagasi kendaraan milik korban.

Analisa pertama netizen menilai bahwa jenazah Tuti dan Amel yang telah dimandikan diletakkan di bagasi Mobil Aphard dengan cara ditumpuk, karena akan dibuang di suatu tempat.

Alasan lain mengapa dua jenazah tersebut diletakkan di bagasi mobil Alphard milik Tuti, karena ada motif rasa sakit hati pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut, terkait dengan cerita mobil mewah tersebut.

Menurut analisa Anjas melalui kanal Youtube Anjas di Thailand yang ditayangkan pada Minggu, 7 November 2021, menyatakan, kemungkinan bahwa kedua jenazah diletakkan di bagasi mobil karena akan dibuang ke suatu tempat adalah kemungkinan kecil.

Ada beberapa alasan yang didukung fakta dari keterangan para saksi. Menurut Anjas, ada beberapa alasan mengapa kemungkinan rencana membuang kedua jenazah ke suatu tempat kemungkinannya kecil.

Salah satu alasannya adalah, apakah sedemikian lama untuk membersihkan kedua jasad korban hingga membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam.

“Seperti diketahui hasil otopsi pertama menyebutkan Ibu Tuti meninggal sekitar 11.30 WIB dan Amel meninggal sekitar 3.30 WIB. Itu jarak cukup jauh. Setengah 4 pagi itu mau bersihkan jenazah untuk menghilangkan jejak atau barang bukti atau sidik jadi,” ujar Anjas.

“Mungkinkah untuk membersihkan kedua jenazah hingga butuh waktu 2,5 jam. Kalau kita mandi saja, paling hitungannya menit, tidak begitu lama. Tapi mungkin saja untuk menghilangkan sidik jari, tapi tidak sebegitu lama,” ujarnya menambahkan.

Alasan waktu 2,5, menurut Anjas, karena dari keterangan 3 saksi yakni Mang Ajat, Mang S, dan sopir angkot yang melihat mobil Alphard sedang diparkirkan mulai pukul 6 hingga sekitar 6.30 WIB pada 18 Agustus 2021.

Jadi, jarak dari kematian Amel 3.30 WIB pada 18 Agustus 2021 dengan kesaksian Mang Ajat, maka ada jeda waktu sekitar 2,5 jam.

Baca Juga: Analisa Roy Suryo Pada Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Dalam keterangan kepada polisi, Mang Ajat melihat mobil Alphard hitam milik Tuti, sedang diparkirkan sekitar pukul 6.00 WIB. Sementara menurut Mang S dan sopir angkot, laju mereka terhenti mendadak karena terhalang mobil Alphard hitam sedang diparkirkan ke sisi jalan sekitar 6.30 WIB.

Apalagi, menurut kesaksian sopir angkot yang sempat mengumpat kepada sopir Alphard karena tidak bisa bawa mobil.

Kalau dikaitkan dengan kesaksian Mang Ajat pada pukul 6.00, untuk memarkirkan kendaraan hingga butuh waktu sekitar 30 menit. Jadi memang si sopir tidak mahir mengendarai mobil Alphard.

Menurut Anjas, kalau aksi pembunuhan ini memang telah direncanakan, tentu hal-hal yang kecil sekali pun, termasuk siapa yang mengendarai mobil, tentu akan sudah dipersiapkan dan sudah diantisipasi.

Jadi, menurut Anjas, kemungkinan bahwa kedua jenazah korban pembunuhan ibu dan anak di Subang akan dibuang ke suatu tempat, kemungkinannya kecil.

Kemungkinan kedua adalah motif sakit hati. Kemungkinan itu, berdasarkan fakta ditemukan jenazah Tuti dan Amel disimpan di bagasi mobil Alphard dalam posisi ditumpuk.

Dari fakta tersebut, mungkinkah tujuan dari si pelaku meletakkan jenasah di bagasi Alphard krn faktor sakit hati, karena umumnya menurut kriminolog bahwa alasan kejahatan pembunuhan biasanya karena alasan hubungan sosial, asmara, atau harta.

“Karena Alphard adalah mobil mewah mungkinkah ada salah satu otak dari pelaku karena merasa kesal kepada korban. Orang ini saking bencinya, menewaskan korban dan meletakkan di dalam barang yang paling di sayangi korban,” papar Anjas di Thailand.

Posisinya jenazah juga penting, kedua jenasah sangat memprihatinkan dan kedua jenazah bertumpuk di bagasi mobil.

“Itu benar-benar sudah tidak ada lagi respek. Kalau ada yang berpendapat pelaku masih ada rasa sayang dengan memandikan kedua jenasah, menurut saya memandikan jenazah tersebut murni untuk alasan menghilangkan sidik jari,” ujar Anjas di Thailand.

Sebab, menurut Anjas, kalau memang pelaku masih punya rasa kasih sayang, maka mereka tidak akan menyimpan jenazah tersebut di bagasi dengan cara ditumpuk.

Menurut Anjas di Thailand, dugaan motif pembunuhan ibu dan anak di Subang lebih ke sakit hati, dan kemungkinan ada kaitan ceritanya dengan mobil Alphard tersebut.

Bahkan beredar kabar di tengah masyarakat sekitar, munculnya analisa bahwa pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang setelah menghabisi nyawa korban melakukan ritual khusus untuk menghilangkan jejak.

Ritual khusus tersebut mungkin yang membuat penyidik dari pihak Kepolisian masih belum menetapkan tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang.

Hal tersebut tentunya menjadi pertanyaan serius karena tergolong aneh, sang pelaku pembunuhan ibu dan di Subang ini sempat - sempatnya memandikan kedua jenazah korban.

Nampaknya Polisi tak mau mengarah kesana dan tetap bekerja secara prosedur berdasarkan bukti - bukti yang didapatkan.

Pakar Kriminologi Universitas Indonesia Prof Adrianus Meliala mengatakan kemungkinan bisa saja proses ritual dilakukan pelaku untuk menghilangkan jejak, namun sulit membuktikannya.

"Mungkin saja (pelaku gunakan ritual). Siapa yang bisa menjamin itu terjadi atau tidak terjadi," ucap Prof Adrianus.

Kekesalan dari pihak keluarga korban nampaknya sudah mulai meluap karena belum diketemukannya pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut.

Keluarga bahkan berancang-ancang akan menggunakan cara lain jika sampai pihak kepolisian tak juga menemukan pembunuh Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu yang jasadnya ditumpuk di bagasi mobil Alphard, 18 Agustus 2021.

Yeti Mulyati, kakak Tuti Suhartini mengaku ingin cepat-cepat mengetahui pembunuh adik dan keponakannya itu. 

"Tapi ya mungkin pihak kepolisian harus lebih teliti menghadapi ini," kata Yeti.

Tindakan pembunuh yang tak hanya menghabisi nyawa adik dan keponakannya itu menurut Yeti sudah biadab, bahkan dia menyamakannya dengan PKI. 

"Gak cukup dibunuh, dibuka bajunya. Aku paling heh.. gaya PKI itu, biadab

Aku dendam sekali sama orang itu yang membunuh," ujar Yeti geram.***

Editor: Danny tarigan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x