Maskapai Penerbangan Nasional Didorong Gunakan Bioavtur Sawit

21 Maret 2024, 12:15 WIB
Uji coba bioavtur ITB. /Jabarprov.go.id/

 

SEPUTAR CIBUBUR -Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) mendorong maskapai penerbangan nasional mengunakan sustainable aviation fuel (SAF)sebagai bioavtur yang berasal dari inti sawit.

“Kami sangat concern atas melimpahnya sawit di Indonesia dan keterlibatan 18 juta penduduk Indonesia,” kata Vice Chairman IPOSS, Sofyan Djalil saat kick off meeting bersama PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) dan Citilink, Selasa 19 Maret 2024.

Menurut Sofyan Djalil, Indonesia tidak perlu khawatir tentang target net zero emission yang akan berdampak pada industri penerbangan nasional.

 Baca Juga: Film Kartun Anak Popeye akan Dibikin Versi Live Action

Sofyan Djalil memastikan, dengan luas lahan sawit lebih dari 16 juta hektar, maskapai nasional tetap bisa memenuhi SAF dalam  beberapa tahun mendatang.

“Kita ingin sawit ini terus memberikan makna dalam kehidupan masyarakat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa 19 Maret 2024.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, memahami inisiatif atas riset lanjutan IPOSS.

Baca Juga: Sebelum Kejagung, Tahun Lalu, KPK Telah Endus Kasus Dugaan Fraud LPEI

Menurut Irfan, berdasarkan observasinya, Gen-Z Indonesia sangat mendukung aneka aktivitas perusahaan yang bersahabat dengan lingkungan.

Karena itu, selain tuntutan regulasi internasional, Garuda menyambut penggunaan bioavtur.

Garuda bekerja sama dengan Pertamina telah menguji coba penerbangan dengan avtur berkomponen inti sawit itu menjelang akhir tahun lalu.

 Penerbangan dari Jakarta ke Solo itu berhasil dan tanpa mengalami kendala.

Untuk mendukung keinginan mempercepat penggunaan bioavtur, Pengurus IPOSS, Nanang Hendarsyah, menyatakan riset yang dipimpinnya ini utamanya ditujukan bagi aspek pembiayaan dalam penggunaan bioavtur dari kelapa sawit.

Baca Juga: KPK Sebut Tiga Debitur LPEI Rugikan Negara Rp3,4 Miliar

Hasil kajian ini, akan menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan baik Pemerintah maupun maskapai penerbangan seperti Garuda dan Citilink.

“Termasuk siapa yang akan menanggung surcharges,” ujarnya.

Maskapai penerbangan internasional diwajibkan untuk menggunakan bioavtur paling lambat tahun 2025, sehingga semua penerbangan diharapkan akan bersahabat dengan alam.***

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler