Indonesia Awali Tahun 2023 dengan Baik

- 28 Januari 2023, 10:45 WIB
Bank DBS Indonesia
Bank DBS Indonesia /

SEPUTAR CIBUBUR - Radhika Rao, Senior Economist DBS Group Research mengatakan bahwa Indonesia mengawali tahun 2023 dengan baik.

“Kementerian Keuangan mencatat defisit fiskal Indonesia pada 2022 turun tajam menjadi -2,38% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh di bawah yang dianggarkan, sebesar -4,9%. Itu akan mengembalikan defisit di bawah 3% dari PDB yang dimandatkan, setahun lebih cepat dari rencana. Secara khusus, defisit 2020-2021 juga lebih rendah dari target, meskipun dalam skala lebih kecil,” ujar Radhika Rao dalam keterangan tulisnya di Jakarta, Jumat (27/1/2023).

Ia menguraikan bahwa realisasi pendapatan mencapai 116% dari target, naik 31% secara tahunan dan sekitar 16% di atas target. Penerimaan pajak krusial tumbuh 31% secara tahunan, sementara penerimaan bukan pajak melonjak 28%, seperlima lebih tinggi dari target.

Peningkatan pendapatan di atas rata-rata merupakan hasil dari

  1. reformasi pajak, termasuk kenaikan pajak pertambahan nilai, pengampunan pajak yang berlaku untuk satu kali, pajak atas fintech P2P lending, dan pemain e-commerce, dan lain-lain;
  2. perbaikan kegiatan ekonomi dan industri berbasis sumber daya menikmati peningkatan pendapatan perusahaan;
  3.  kinerja perdagangan kuat menyumbang ke pendapatan pajak impor/cukai lebih tinggi
  4. keuntungan tak terduga dari penerimaan pajak dan bukan pajak terkait komoditas.

Baca Juga: Ini Temuan Riset DBS tentang Transformasi Digital Perusahaan di Indonesia


Lebih jauh dipaparkan, pertumbuhan pengeluaran naik lebih lambat, sebesar 11% secara tahunan, sedikit lebih rendah dari yang dianggarkan. Kebutuhan pengeluaran didorong oleh alokasi subsidi lebih tinggi dan langkah untuk mengimbangi kenaikan harga BBM.

Kendati demikian, subsidi dan kompensasi untuk perusahaan negara mencapai Rp551 triliun, jauh lebih tinggi daripada yang dianggarkan, sebesar Rp153,5 triliun, namun juga lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, yaitu di atas Rp600 triliun.

Pengeluaran terkait pandemi bertambah menjadi Rp396,7 triliun pada akhir tahun dan kemungkinan akan dikurangi secara bertahap. Berdasarkan  atas penilaian Fitch, defisit Indonesia pada 2022 “di bawah median kategori ‘BBB’ sebesar 3,6% dan akan menjadikan Indonesia salah satu pemerintah pertama di Asia-Pasifik yang kembali ke tingkat defisit fiskal sebelum pandemi”.

Baca Juga: DBS Foundation Umumkan 23 Penerima Hibah di Asia Termasuk SukkhaCitta dari Indonesia

“Hal ini membantu memangkas kebutuhan pembiayaan menjadi Rp580 triliun pada 2022 (dibandingkan dengan yang dianggarkan, sebesar Rp840,2 triliun),” ucap Radhika Rao. 

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x