SEPUTAR CIBUBUR- Seorang remaja Italia kelahiran Inggris yang dijuluki God’s Influencer alias influencer Tuhan akan diangkat menjadi santo alias orang suci oleh Gereja Katolik.
Hal ini karena pemuda bernama Carlo Acutis yang wafat pada 2006 di usia 15 tahun mahir menggunakan internet untuk menyebarkan ajaran Gereja Katolik.
Carlo Acutis akan menjadi generasi milenial pertama , seorang yang lahir dari awal 1980 sampai pertengahan 1990 yang diangkat menjadi santo.
Sebelum proses kanonisasi menjadi santo atau santa, biasanya ada setidaknya dua mukjizat yang terjadi terkait yang bersangkutan setelah kematian mereka.
Baca Juga: Mengenal Tri Hita Karana, Konsep Keseimbangan dalam Kehidupan Masyarakat Bali
Paus Fransiskus menghubungkan mukjizat kedua terkait Acutis, yakni penyembuhan seorang mahasiswa asal Kosta Rika di kota Florence, Italia.
Valeria Valverde, 21, menderita pendarahan otak akibat cedera kepala yang ia alami usai kecelakaan sepeda pada Juli 2022.
Harapannya untuk bertahan hidup sudah hampir nol.
Menurut laporan Vatican News, ibu Valeria, yang bernama Liliana, berziarah ke makam Acutis dan berdoa sambil meninggalkan surat dengan harapan agar putrinya sembuh.
Pada hari itu juga, Liliana mendapat kabar dari rumah sakit tempat Valeria dirawat bahwa putrinya tiba-tiba kembali bernapas.
Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: Doa yang Dikabulkan
“Hasil pemindaian menunjukkan bahwa perdarahan telah hilang dan pada 11 Agustus, perempuan itu dipindahkan ke terapi rehabilitasi.
“Setelah hanya seminggu, jelas bahwa pemulihan total tinggal selangkah lagi," tulis laporan Vatican News.
Sebelumnya, Carlo Acutis telah dibeatifikasi.Langkah pertama menjadi orang suci pada 2020, setelah dikaitkan dengan mukjizat pertamanya.
Saat itu, seorang anak asal Brasil sembuh dari penyakit bawaan yang mempengaruhi pankreasnya.
Mukjizat kedua terkait Acutis disetujui oleh Paus setelah pertemuan dengan departemen pengangkatan santo di Vatikan.
Namun, belum diketahui kapan tanggal pastinya Carlo Acutis akan dikanonisasi.
Influencer Tuhan
Carlo Acutis meninggal dunia di Monza, Italia, setelah menderita leukemia.
Meski ia lahir di London pada Mei 1991, Acutis menghabiskan sebagian besar dari masa kecilnya di Italia.
Tubuhnya dipindahkan ke Assisi setahun setelah kematiannya dan ditampilkan untuk umum bersama dengan barang-barang peninggalannya yang lain.
Remaja itu memiliki minat besar terhadap komputer dan dilaporkan belajar secara otodidak untuk membuat kode di usia muda.
Selain mendirikan situs untuk paroki dan sekolahnya, ia terkenal karena meluncurkan situs yang mendokumentasikan setiap mukjizat Ekaristi yang dilaporkan.
Situs tersebut diluncurkan beberapa hari sebelum kematiannya.
Setelah ia meninggal, Acutis diberi julukan “influencer Tuhan" karena amalnya yang berhubungan dengan teknologi dan internet
Pada saat Acutis dibeatifikasi, Paus Fransiskus mengatakan pemuda itu “mengetahui cara menggunakan teknik komunikasi baru untuk mewartakan injil dan mengomunikasikan nilai-nilai dan keindahan.
Baca Juga: Enam Rekomendasi Destinasi Wisata Favorit di Sekitar Wonosobo
Banyak umat Katolik menganggapnya sebagai “santo pelindung internet“ karena telah mendedikasikan dirinya untuk berbicara tentang imannya dan membantu orang lain lewat teknologi modern.
Situs yang ia dirikan untuk mendokumentasi mukjizat kini sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan digunakan sebagai materi pameran yang digelar di penjuru dunia.
Hidupnya juga dikenang di Inggris, ketika pada 2020, Uskup Agung Birmingham mendirikan Paroki Beato Carlo Acutis yang mencakup gereja-gereja di wilayah Wolverhampton dan Wombourne.
Ada pula patung Carlo Acutis di Cardin Grotto, sebuah kuil Katolik Roma di Motherwell, Skotlandia.
Acutis gemar bermain sepak bola, demikian halnya teknologi dan komputer.
Sebelum Acutis, orang terakhir yang dikanonisasi adalah Maria Antonia de Paz y Figueroa, atau yang dikenal Mama Antula, seorang biarawati dari abad ke-18.
Ia menjadi orang suci perempuan pertama dari Argentina.***