Promosi Komoditas Lestari Bisa Tiru SVLK Indonesia, Supaya Tekan Deforestasi

- 9 November 2021, 15:51 WIB
Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud (kedua dari kiri) berbincang dengan Daan Wenshing dari IDH Belanda (kiri), Program Director MFP4 Tri Nugroho (kanan), dan Diah Suradiredja dari KEHATI usai diskusi panel di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia, Senin 8 November 2021.
Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud (kedua dari kiri) berbincang dengan Daan Wenshing dari IDH Belanda (kiri), Program Director MFP4 Tri Nugroho (kanan), dan Diah Suradiredja dari KEHATI usai diskusi panel di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP26 UNFCCC di Glasgow, Skotlandia, Senin 8 November 2021. /dok Paviliun Indonesia

Menurut Maryudi ketika Negara produsen sudah berkomitmen untuk hanya memproduksi produk yang legal dan lestari, maka Negara konsumen juga harus berkomitmen untuk tidak menerima dan mencegah masuknya produk ilegal ke wilayah mereka.

Dupito D. Simamora, Deputy Executive Director of Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) menyatakan untuk mempromosikan produk sawit lestari, Indonesia telah mengembangkan skema Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).

Baca Juga: UPDATE, Tunggal Putra Indonesia di Daihatsu Indonesia Masters 2021: Tommy Sugiarto vs Kento Momota

Standar kelestarian yang diterapkan terus menerus diperbaru menuju perbaikan. “ISPO mencakup perkebunan yang dikelola BUMN, swasta dan masyarakat dengan luas,” katanya.

Dupito menyatakan mensertifikasi 16 juta hektare kebun sawit di Indonesia tidaklah mudah. Tapi hingga saat ini telah ada 6 juta hektare dan 13 juta produk minyak sawit mentah telah memiliki sertifikasi ISPO. ***

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah